http://bandungkota.bnn.go.id, BANDUNG – Cegah penyalahgunaan narkoba, sebanyak 260 pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar tes urine di Ruang Serbaguna Balaikota Jl. Wastukencana, Bandung, Jawa Barat, Rabu 9 Juli 2025.
Pelaksanaan tes urine tersebut merupakan rangkaian kegiatan peringatan pasca Hari Anti Narkotika (HANI) Tahun 2025 yang dilaksanakan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung.
Kegiatan tersebut dilakukan pada dua Organisasi Perangkat Daerah OPD, yakni Badan Pendapatan Daerah (BPD) dan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BPPRID) Kota Bandung.
Para ASN yang mengikuti tes urine tersebut, merupakan para pejabat eselon I, eselon III, eselon IV dan sejumlah staf. Dengan perincian, 195 orang pegawai dari BPD dan 65 pegawai BPPRID Kota Bandung.
Untuk pelaksanaan tes urine di BPPRID telah dilakukan pada Senin, 8 Juli, kemarin.
Hasil pemeriksaan urine terhadap dua OPD tersebut, seluruhnya dinyatakan negatif.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, menyampaikan, kegiatan ini merupakan rangkaian pembinaan pegawai dalam rangka menjaga performa ASN saat bertugas melayani masyarakat.
Menurutnya, tes urine ini adalah sebagai bentuk deteksi dini untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan bebas dari narkoba, serta mendukung program pemerintah tentang Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)
Sedangkan Kepala BKPSDM, Evi Hendarin menjelaskan, pelaksanaan tes urine di lingkungan Pemkot Bandung akan dilaksanakan di lima OPD. Namun baru dua OPD yang baru terlaksana. Sisanya akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Melalui kegiatan ini, kata Evi, para pegawainya dapat memberikan pelayanan yang prima, siap menjadi pelayan publik yang baik serta senantiasa menjaga kehormatan ASN.
Sementara itu, Kasubag BNN Kota Bandung, Gilang Fajar Shadiq, mengungkapkan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah mengancam keberlangsungan masa depan bangsa, khususnya kelompok remaja.
Korban penyalahguna narkoba tidak memandang usia, pekerjaan, jabatan atau jenis kelamin, namun siapa pun bisa terjerat.
Sekilas, Gilang pun menyentil, soal fenomena penggunaan obat-obatan tertentu dan obat keras tertentu yang marak disalahgunakan oleh para remaja.
Semua ini merupakan tanggung jawab kita semua.
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan aparat pemerintah, swasta dan lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan program P4GN, sebagai strategi negara dalam menanggulangi ancaman bahaya narkoba.
