
http://bandungkota.bnn.go.id, bandung – Dewasa ini, narkoba semakin marak beredar di berbagai kalangan. Penggunanya tidak lagi para pemuda berandalan, sekarang pengguna narkoba lebih bervariasi. Wanita, anak-anak, pejabat, artis, aparat pemerintah, bahkan tokoh masyarakat pun mulai menjadi pengguna.
Berdasarkan hasil survei tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Pusat Penelitian masyarakat dan Budaya-LIPI diketahui bahwa 240 dari 10.000 penduduk Indonesia berumur 15-64 tahun terpapar pernah memakai narkoba yaitu sebesar 2,40% (4.534.744 jiwa). Sedangkan 180 dari 10.000 Penduduk Indonesia berumur 15-64 tahuan terpapar memakai narkoba selama satu tahun terakhir, yaitu sebesar 1,80% (3.419.188 jiwa).
Hasil riset Dampak Kesehatan Penyalahgunaan Narkotika yang dikeluarkan BNN RI Tahun 2019 menyatakan bahwa hampir 60% penyalahguna pernah mengalami infeksi mulut. Hampir 75% persen penyalahguna pernah mengalami pusing dan sakit kepala hebat, sekitar 64 % mengalai gangguan gigi, 45% mengalami gangguan penglihatan, sekitar 11 persen mengalami kejang akibat penyalahgunaan narkoba.
Sebanyak 14, 2 % penyalahguna narkoba pernah mengalami overdosis. Selain dampak fisik, dampak mental atau kejiwaan yang serius. Sekitar 86% penyalahguna mengalami kecemasan, ketakutan dan rasa panik yang cukup sering. Sekitar 80% merasakan dikucilkan dan menjadi paranoid. Sebanyak 77% penyalahguna mengalami gangguan daya ingat atau memori, 56% mengalami depresi, putus asa dan halusinasi panca indra. Sekitar 56 % membenci dirinya dan orang lain, bahkan sebanyak 22 % ingin bunuh diri. Dampak fisik dan mental akibat penyalahgunaan narkoba adalah masalah yang sangat SERIUS.
Dampak lain yang tidak kalah seriusnya dengan dampak kesehatan adalah dampak hukum bagi penyalahguna narkoba. Lebih dari 70% penyalahguna pernah berhadapan dengan masalah hukum, ditangkap, ditahan dan diperkarakan di pengadilan. Fantastis!
Sebenarnya, apa itu NARKOBA? Narkoba populer dengan kepanjangan narkotika Psikotropika dan Bahan Adiktif. Tidak semua jenis narkotika dan psikotoprika berbahaya. Banyak jenis narkotika dan psikotoprika yang memberi manfaat besar dalam Kedokteran. Seperti tindakan operasi (pembedahan) yang harus dilalui dengan pembiusan, tak banyak masyarakat yang tahu bahwa obat bius tergolong narkotika. Orang yang mengalami stres dan gangguan jiwa pun harus diberi obat-obatan yang tergolong psikotoprika agar dapat sembuh.Dengan demikian, narkoba tidak selalu berdampak buruk. Karenanya, sikap antinarkoba sangatlah keliru.
SIFAT JAHAT NARKOBA!
Pemerintah dan rakyat sudah terlanjur memberi stempel negatif pada narkoba, seolah-olah narkoba tidak berguna. Basmi narkoba, haramkan narkoba, dan sebagainya. Itu semua adalah sikap yang salah. Yang harus kita perangi bukan narkoba, melainkan penyalahgunaannya. Berbeda dengan obat atau zat lainnya, narkoba memiliki tiga sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya untuk menjadi budak setia. Tiga sifat itu adalah habitual, adiktif, dan toleran. Habitual adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang, dan terbayang sehingga cenderung membuat pemakainya rindu (seeking). Adiktif adalah sifat narkoba yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikannya, karena apabila berhenti memakai, akan menimbulkan efek putus zat atau withdrawal effect, yaitu perasaan sakit luar biasa. Sedangkan toleran adalah sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi. Bila lama-kelamaan kenaikan dosis itu telah melebihi kemampuan toleransi tubuh, maka terjadilah overdosis.
Umumnya, pemakai narkoba dapat mengalami kerusakan organ tubuh seperti rusaknya paru-paru, ginjal, hati, otak, jantung, usus, dan sebagainya. Kerusakan jaringan pada organ tubuh akan merusak fungsi organ tubuh tersebut sehingga berbagai penyakit timbul. Hepatitis, HIV/AIDS, sifilis, dan penyakit lainnya. Selain itu, pemakai narkoba tidak hanya mengalami gangguan kesehatan, namun juga gangguan psikis serta kerusakan mental dan moral.
Berdasarkan hal di atas, bagaimana sebaiknya sikap kita terhadap para pemakai narkoba? Tentu saja kita harus toleran dan tidak main hakim sendiri. Sikap menjauhi dan memusuhi akan membuat pemakai narkoba tertekan dan berpeluang semakin merajalelanya penyalahgunaan narkoba. Sikap empatik dan simpatik lah yang justru dapat mengurangi penderitaan pemakai dan tidak jarang dapat menyelamatkan mereka. Yuk, bersikap bijak!
#BNN#StopNarkoba#CegahNarkoba