Skip to main content
Berita KegiatanPencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat

Empati Kurangi Stigma Dalam Proses Pemulihan Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat

Dibaca: 132 Oleh 01 Jan 2023Januari 2nd, 2023Tidak ada komentar
Empati Kurangi Stigma Dalam Proses Pemulihan Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

http://bandungkota.bnn.go.id, Bandung – Pemulihan pada orang dengan gangguan penggunaan zat merupakan perjalanan yang panjang. Pemulihan adalah proses panjang untuk belajar hidup dan memecahkan masalah tanpa alkohol atau penggunaan zat. Secara definisi operasional, pemulihan pada orang dengan penggunaan zat/ODGPZ adalah suatu proses perubahan di mana individu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka, menjalani kehidupan yang mandiri, dan berusaha untuk mencapai potensi penuh mereka.

Pemulihan yang panjang ini melewati beberapa tahapan. Pada pemulihan awal proses ini berfokus pada memulai dan mempertahankan kondisi bebas zat. Tahap ini umumnya akan berlangsung dari 1 bulan hingga 1 tahun. Pada pemulihan menengah merasa lebih stabil untuk hidup tanpa zat. Perubahan kehidupan secara positif mulai timbul. Tahap ini umumnya membutuhkan waktu setahun, tetapi bisa lebih. Pada Pemulihan lanjut/pemeliharaan dengan kondisi tetap bebas zat, orang tersebut terus menciptakan berbagai perubahan sikap dan perilaku responsif yang (kelihatannya) tidak terkait dengan penggunaan zat. Pemulihan tidak memiliki akhir – terus berkelanjutan.

Jadi, pemulihan bukan hanya tentang perubahan fisik, tetapi juga perubahan sikap, keyakinan, dan nilai-nilai. Hubungan yang mendukung sangatlah penting untuk mendukung pemulihan. Proses panjang pemulihan bisa menjadi bertambah sulit dengan muculnya stigma pada ODGPZ. Ungkapan seperti “pecandu gak akan pernah sembuh”, “ Pecandu adalah pembohong” merupakan ungkapan yang terlihat sepele tetapi dapat mempersulit proses pemulihan yang panjang. Pandangan negative yang tidak sesuai dengan fakta atau disebut stigma harus dikurangi atau dihilangkan . Beberapa hal dapat dilakukan untuk menghilangkan stigma seperti memilih kata-kata dengan bijak, menghargai orang lain, mengubah ekspektasi pada diri sendiri dan orang lain

Hal lain yang dapat menjadi alat ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengatasi dan mengurangi stigma adalah dengan melatih empati. Empati menurut Merriam Webster adalah tindakan memahami, menyadari, peka dan mengalami sendiri perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain baik di masa lalu atau sekarang, tanpa perasaan, pikiran, dan pengalaman yang sepenuhnya dikomunikasikan secara eksplisit dan objektif.

Empati adalah sebuah keterampilan. Seperti keterampilan lainnya, empati dapat dilatih. Melatih empati dapat menghasilkan peluang keberhasilan yang lebih besar, baik secara pribadi maupun professional dalam upaya medukung pemulihan ODGPZ. Semakin kita mampu berempati, semakin kita bahagia.

“Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menkatkan empati yaitu dengan cara mendengarkan dengan hati, mata, dan telinga (dengarkan bahasa tubuh), tidak menyela orang yang sedang berbicara, tersenyumlah pada orang yang diajak bicara, menyebutkan nama lawan bicara, hadir sepenuhnya saat anda bersama ODGPZ serta dengan cara mempraktekkan aturan 93%” ( 7 % Bahasa verbal dan 93% Bahasa non verbal)”, ujar Susanna Laorensia, selaku konselor adiksi BNN Kota Bandung saat menyampaikan tips praktis untuk meningkatkan empati dalam mendukung pemulihan ODGPZ. Susanna menyampaikan bahwa semakin sering berlatih, semakin mampu kita ber empati dan semakin mampu juga kita mendukung pemulihan ODGPZ .

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel